Ternyata Indonesia Tidak Dijajah Selama 350 Tahun, Apa Buktinya?


HISTORY – Selama ini kita selalu diajarkan bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad. Narasi ini telah hidup turun-temurun selama puluhan tahun dan dianggap sebagai fakta sejarah. Namun, penelitian seorang profesor bernama Gertrudes Johannes Resink membuat bangsa Indonesia skeptis dan bertanya: benarkah Indonesia dijajah selama 350 tahun?

Keyakinan itu bermula dari perkataan seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama B.C. de Jonge. Ia berkata, “Kami orang Belanda sudah berada di sini 300 tahun dan kami akan tinggal di sini 300 tahun lagi.”

Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, juga pernah mengatakan dalam sebuah pidatonya bahwa bangsa kita telah dijajah selama ratusan tahun. Perkataan tersebut bukan ditujukan untuk mendukung argumen Belanda, melainkan untuk memantik api semangat bangsa Indonesia agar mau berjuang mengusir penjajah.

Meski keyakinan tentang penjajahan 350 tahun telah mengakar, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anggapan itu keliru.

Awal Mula Kedatangan Belanda Sebagai Titik Penjajahan Selama 350 Tahun

Narasi mengenai Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun mulai dianggap sebagai argumen yang keliru. Pasalnya, banyak orang meyakini bahwa angka itu didasarkan pada kedatangan Belanda pertama kali di Banten pada 1596.

Jika Indonesia merdeka pada 1945 lalu dihitung sejak tahun pertama kedatangan Belanda pada 1596, hasilnya adalah 349—yang mungkin kemudian dibulatkan menjadi 350. Sementara jika dihitung dari tahun terakhir kekuasaan Belanda di Indonesia pada 1942 dikurangi 1596, hasilnya 346.

Namun, hal ini perlu dikonfirmasi kembali: apakah kedatangan Belanda di Banten saat itu memang untuk menjajah?

Pedagang Belanda dengan dua pria budak di lanskap perbukitan
(source: rijksmuseum.nl)

Pada 1596, empat kapal dagang Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman mendarat di Banten dengan tujuan berdagang, bukan menjajah. Bahkan, kedatangan mereka tidak disambut baik oleh penduduk setempat hingga akhirnya mereka kembali ke negeri asal.

Dua tahun kemudian, pada 1598, armada Belanda yang dipimpin Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck datang kembali ke Nusantara, tepatnya ke Kepulauan Maluku. Kedatangan kedua ini juga bukan untuk menjajah, melainkan berdagang—atau setidaknya untuk menguasai jalur perdagangan rempah di Maluku.

Belanda kemudian mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602 dengan tujuan menguasai perdagangan di Nusantara/Hindia Belanda. Pada saat itu pun belum ada misi politik resmi dari pemerintah Belanda.

Ketika VOC bangkrut pada 1799, perdagangan di Hindia Belanda diambil alih oleh pemerintah Belanda. Dari sinilah Belanda mulai memperluas pengaruhnya ke ranah politik dan sosial. Kalau penjajahan Belanda dihitung sejak titik ini, rentang waktunya pun tidak sampai 3,5 abad sebagaimana selama ini diyakini.

Mengutip detik.com, tiga sejarawan Indonesia—Dr. Lilie Suratminto, Dr. Sri Margana, dan Bonnie Triyana—berpendapat bahwa Indonesia dijajah sekitar seratus tahun. Hitungan ini dimulai sejak awal kedatangan pemerintah Belanda ke Hindia Belanda pada tahun 1800, setelah VOC bubar.

Adapun G.J. Resink berpendapat bahwa Indonesia hanya dijajah sekitar 40–50 tahun. Hitungan ini dimulai pada awal abad ke-20, yaitu sejak penyerahan Aceh dan wilayah lain kepada Belanda.

Lebih lanjut, Resink menegaskan bahwa pendudukan Belanda tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Nusantara. Setiap daerah mengalami penaklukan pada waktu yang berbeda.

Menurutnya, hingga awal 1900-an masih banyak kerajaan lokal yang belum ditaklukkan Belanda. Misalnya, Aceh baru ditaklukkan pada 1904, Bone pada 1905, dan Bali pada 1908. Jika melihat fakta ini, jelas bahwa tiap wilayah Indonesia memiliki rentang penjajahan yang berbeda-beda. Bahkan, jika Aceh baru dikalahkan pada 1904, maka wilayah itu hanya dikuasai Belanda kurang dari 40 tahun.

 

This is HiBoo, Ciao!***

Sumber:

Anju Nofarof Hasudungan. Pelurusan Sejarah Mengenai Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun sebagai Materi Sejarah Kritis kepada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Rupat. Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 9, No. 3, Desember 2021.

Benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Ini faktanya. detik.com, April 2025. Diakses 17 Agustus 2025.

Indonesia dijajah 350 tahun oleh Belanda, masa sih? Ruangguru, 17 Agustus 2019. Diakses Diakses 17 Agustus 2025.

Selama Ini Salah, Indonesia Tidak Dijajah 350 Tahun oleh Belanda. CNBCIndonesia, 17 Agustus 2024. Diakses Diakses 17 Agustus 2025. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Beberapa Kutipan dari Buku The Book of Overthinking: Cemas Itu Takhayul!

Gambar
BOOK – Buku The Book of Overthinking menjadi salah satu buku yang berisi banyak pengetahuan mengenai apa itu overthinking, mengapa itu terjadi, serta bagaimana cara mengatasinya. Buku ini bukan hanya sekedar motivasi untuk menghentikan perilaku berpikir yang berlebihan tersebut. Namun, pembahasannya lebih luas lagi sehingga kita bisa melihat gejala psikologis ini dari perspektif yang lebih luas. Terdapat banyak kutipan buku ini yang bisa menjadi motivasi atau insight baru bagi pembaca. Berikut beberapa quotes dari buku The Book of Overthinking. Buku The Book of Overthinking karya  Gwendoline Smith Source: koleksi pribadi >  Anda harus belajar mengurangi kecemasan Anda sendiri, mengandalkan orang lain hanya akan melegakan Anda untuk sementara waktu. (h. 22)   >  Saat Anda benar-benar nyaman dengan diri Anda sendiri, tak ada seorang pun yang menyukai Anda, tetapi Anda tidak akan peduli sama sekali.  (h. 23)   >  Di hutan rimba ko...
Read more »

Buku The Book of Overthinking: Benarkah Berpikir Berlebihan Memiliki Dampak Pada Fisik?

Gambar
BOOK - Overthinking atau berpikir berlebihan menjadi sesuatu hal yang banyak dibicarakan di awal abad ke-21 ini. Orang-orang di era ini memberikan perhatian lebih pada isu-isu kesehatan mental. Maka, tidak heran jika saat ini terdapat banyak buku yang membahas mengenai berbagai macam persoalan kesehatan mental. Seperti The Book of Overthinking , buku ini hadir menjadi satu di antara banyaknya buku yang berusaha menjawab persoalan kesehatan tersebut. Book Information Judul: The Book of Overthinking Penulis: Gwendoline Smith Penerbit: Shira Media Tahun Terbit: 2021 Halaman: 248 How’s Our Mind Connected to Our Body Ada sebuah peribahasa, jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit. Secara tersirat, mungkin peribahasa ini memiliki pesan mengenai hubungan antar manusia. Namun, saya ingin membacanya dengan makna tersurat. Melalui peribahasa tersebut, saya menyadari bahwa anggota tubuh manusia saling terhubung. Memang begitu, tubuh manusia merupaka...
Read more »

Quotes Dalam Buku Sang Alkemis Karya Paulo Coelho, Banyak Nasihat Tentang Mengejar Mimpi!

Gambar
BOOK – Buku Sang Alkemis merupakan novel yang mengisahkan seorang pria bernama Santiago dalam mengejar mimpinya untuk sampai ke piramida di Mesir. Kisah perjalanannya mengandung banyak pesan, baik secara tersirat maupun tersurat. Berikut beberapa kutipan penting dari buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho yang mengandung hikmah dan bisa diambil sebagai bahan inspirasi. Orang tampaknya selalu merasa lebih tahu bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup. Tapi, mereka tidak tahu bagaimana seharusnya menjalani hidup sendiri (23) Paulo Coelho melalui ceritanya ini mengingatkan kepada kita untuk berfokus kepada diri sendiri dan menghindari ikut campur dalam urusan orang lain. Pesan ini juga bisa bermakna untuk menghiraukan segala tanggapan tidak penting yang diucapkan orang lain tentang kita. Kalau setiap hari terasa sama saja, itu karena orang-orang tidak menyadari hal-hal indah yang terjadi dalam hidup mereka setiap hari (37) Sering kali momen berharga muncul dalam hal-hal kecil se...
Read more »

Sir Walter Raleigh: Dari Kesayangan Ratu Hingga Berakhir di Meja Eksekusi

Gambar
HISTORY – Sir Walter Raleigh menjadi salah satu petualang yang terkenal dengan kisah pencariannya terhadap El Dorado . Membaca mengenai kisahnya, saya menjadi teringat dengan satu tokoh dari dunia One Piece, Silvers Rayleigh. Selain namanya yang sama, ternyata secara garis besar kisahnya juga tak jauh beda ( saya akan mengatakan bahwa kisah mereka sama tapi beda, atau mungkin beda tapi sama ). Mereka berlayar ke lautan luas untuk mencari harta karun: El Dorado untuk Walter Raleigh dan One Piece untuk Silvers Rayleigh. Meski sama-sama mengarungi samudera dan pergi ke “Dunia Baru” untuk mencari harta karun, mereka memiliki akhir cerita yang berbeda. Silvers Rayleigh berhasil pulang sebagai bagian dari bajak laut yang berhasil menemukan One Piece yang terkenal itu . Di dunia nyata, Sir Walter Raleigh harus menelan kenyataan pahit dengan berakhir di tiang hukuman, tanpa pernah melihat El Dorado yang sangat didambakannya –dan mungkin didambakan kebanyakan orang Eropa ketika itu. M...
Read more »

99 Cahaya di Langit Eropa: Selalu Ada Rahasia Dibalik Pertemuan dengan Sebuah Buku

Gambar
BOOK - Sudah tiga belas tahun semenjak buku 99 Cahaya di Langit Eropa ini diterbitkan. Jika melihat rentang waktunya, bukankah saya begitu terlambat jika ingin mengulas buku ini sekarang? Namun, mari kita abaikan tentang keterlambatan tersebut. Saya hanya benar-benar ingin membagikan pemikiran dan perasaan mengenai buku ini. Book Information Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa Penulis: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2011 Halaman: 392 How did it start? Saya masih ingat ketika film dengan judul 99 Cahaya di Langit Eropa tayang dan menjadi buah bibir di Indonesia. Kalau tidak salah, saya masih duduk di bangku kelas 6 SD atau sekitar SMP awal ketika itu. Sebagai anak yang “fomo”, tentu saya ikut mengikuti kebanyakan orang menonton film garapan sutradara Guntur Soeharjanto tersebut. Sebenarnya saya tidak begitu ingat mengenai detail cerita dan adegan di film tersebut. Bagian yang paling saya ingat adalah tokoh utam...
Read more »