Jejak Kolonial: Mengenal Makanan Indonesia yang Berasal dari Belanda, Ada Kue Khas Lebaran!

HISTORY – Kolonialisme yang dilakukan Belanda di Indonesia tidak hanya membawa pengaruh di bidang politik, ekonomi, atau pun sosial. Dampaknya juga merambah pada aspek minor dalam kehidupan sehari-hari seperti kuliner.

Jika ditarik ke akar sejarah, ternyata terdapat makanan Indonesia yang berasal dari Belanda. Hal ini tentu tidak terjadi dalam satu arah, sebab kuliner Indonesia juga turut memengaruhi makanan Belanda. Pengaruh yang dihasilkan tidak hanya terbatas pada penggunaan bahan saja, tetapi jenis, bentuk, hingga teknik memasak.

Dalam artikel ini, saya akan berfokus pada pengaruh Belanda terhadap makanan khas Indonesia. Berikut beberapa makanan terkenal di Indonesia yang ternyata dipengaruhi oleh kuliner dari Negeri Kincir Angin.

Perkedel

Perkedel merupakan makanan yang tidak bisa dipisahkan dari kuliner Indonesia. Di sebagian wilayah, makanan ini disantap bersama nasi sebagai lauk pauk. Sementara di tempat lain ada juga yang menjadikannya sebagai camilan.

Jika melihat sejarahnya, perkedel ternyata berasal dari makanan Belanda bernama frikadel. Frikadel adalah olahan daging cincang yang dibumbui, dicampur dengan telur dan remah roti, dibentuk pipih seperti patty, kemudian digoreng atau dipanggang.

Perkedel (source: Canva AI)

Makanan ini kemudian diadaptasi di Indonesia menjadi perkedel. Terdapat beberapa modifikasi dalam prosesnya, seperti bentuk dan penggunaan bahan. Jika frikadel dibuat dari bahan dasar daging, maka perkedel yang kita kenal terbuat dari kentang. Hal ini terjadi karena pada masa kolonial masyarakat Indonesia sulit memperoleh daging, sehingga menggantinya dengan kentang yang mudah didapat.

Proses pembuatannya pun sederhana. Kentang direbus lalu dihancurkan, diberi beberapa bumbu seperti rempah, dicampur dengan telur, kemudian digoreng. Kini, bahan yang digunakan untuk membuat perkedel juga semakin beragam. Selain kentang, ada yang membuatnya dari jagung, tahu, singkong, dan lainnya. Di masa lalu, ada juga orang Indonesia yang mengolah perkedel dengan bahan daging seperti frikadel.

Kroket

Gorengan menjadi makanan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Indonesia. Makanan yang masuk kategori street food ini memiliki banyak varian, seperti bakwan, tahu isi, tempe mendoan, cireng, dan lainnya. Ternyata, salah satu jenis gorengan Indonesia—kroket—berasal dari Belanda.

Jika merujuk pada sejarah yang lebih jauh, asal-usul kroket sebenarnya dari Prancis. Menurut sejarawan kuliner Johannes van Dam, catatan sejarah menunjukkan bahwa pada tahun 1691 resep kroket sudah ada di Prancis. Nama kroket juga berasal dari Bahasa Prancis croquer yang berarti renyah.

Makanan ini kemudian masuk ke Belanda dan menjadi populer pada abad ke-18, hingga menjadi salah satu makanan favorit di sana. Pada saat masa kolonial, Belanda lalu memperkenalkannya ke Indonesia.

Kroket (source: Canva AI)

Sebagaimana perkedel, kroket di Belanda dan di Indonesia juga memiliki beberapa perbedaan. Di Belanda, kroket biasanya terbuat dari ragout—campuran daging, seafood, dan lainnya—yang didinginkan, kemudian dibentuk silinder, dilapisi tepung roti dan digoreng.

Di Indonesia, kroket lebih sering dibuat dari kentang yang dihaluskan, diisi dengan daging atau sayuran, dibentuk lonjong atau persegi panjang, dilapisi tepung roti, kemudian digoreng.

Nastar dan Kastengel

Siapa yang tak kenal kedua kue ini? Nastar dan kastengel menjadi kudapan yang hampir selalu hadir di hari-hari besar di Indonesia seperti Idulfitri, Natal, bahkan Imlek. Ternyata, kue-kue ini bukan asli dari tanah air.

Nastar diyakini memiliki pengaruh dari Belanda. Namanya berakar dari kata bahasa Belanda ananas yang berarti “nanas” dan taatje yang berarti “kue kecil/pai mini”. Di Negeri Kincir Angin, kue ini berbentuk pai bulat berukuran besar atau pai kecil yang diisi dengan buah-buahan seperti apel, stroberi, atau blueberry. Pada masa penjajahan, makanan ini kerap disajikan oleh kaum bangsawan saat perayaan besar.

Karena buah-buah tersebut sulit ditemukan di Indonesia pada masa itu, maka isiannya diganti dengan nanas yang mudah didapatkan. Sejak saat itu, nastar selalu identik dengan selai nanas. Bentuk nastar versi Indonesia pun berbeda: bukan pai besar, melainkan berbentuk bulat atau lonjong kecil.

Kue lain yang juga berasal dari Belanda adalah kastengel. Di beberapa daerah di Indonesia, kue ini disebut dengan kue keju. Nama aslinya adalah kaasstengels yang berasal dari kata kaas (keju) dan stengels (batangan). Secara harfiah, kaasstengel berarti batangan keju.

Kastengel versi Belanda biasanya memiliki ukuran yang panjang yaitu sekitar 30 cm dan disajikan sebagai pendamping sup atau salad. Sedangkan di Indonesia, kue ini mengalami adaptasi: ukurannya mengecil seukuran jari kelingking, ditata dalam toples dan disajikan pada hari-hari besar.

Itulah beberapa makanan Indonesia yang berasal dari Belanda. Meski masa penjajahan kerap meninggalkan penderitaan bagi pribumi, akulturasi budaya yang terjadi kala itu justru melahirkan kuliner yang tetap hidup sampai sekarang.

 

This is HiBoo, Ciao!***

Sumber:
Cari Tahu Asal-usul Kue Nastar dan Kastengel Yuk. Indonesian Chef Association, 22 Mei 2020. Diakses pada 27 Agustrus 2025

Sejarah Kroket, Camilan Gurih yang Populer. Kompas,com, 31 Agustus 2021. Diakses pada 27 Agustus 2025

Cara Membuat Perkedel Kentang dan Asal-usul Sejarahnya. Detik,com17 Maret 2023. Diakses pada 27 Agustus 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Beberapa Kutipan dari Buku The Book of Overthinking: Cemas Itu Takhayul!

Buku The Book of Overthinking: Benarkah Berpikir Berlebihan Memiliki Dampak Pada Fisik?

Quotes Dalam Buku Sang Alkemis Karya Paulo Coelho, Banyak Nasihat Tentang Mengejar Mimpi!

Sir Walter Raleigh: Dari Kesayangan Ratu Hingga Berakhir di Meja Eksekusi

99 Cahaya di Langit Eropa: Selalu Ada Rahasia Dibalik Pertemuan dengan Sebuah Buku